Thursday 24 January 2013

Pengemis Kecil

Beberapa kali si pengemis cilik datang kerumah Ndoro Suryo dan meminta sedekah.
Sekali, dua kali, tiga kali, empat kali diberi. untuk yang kelima kalinya, pengemis cilik itu dibentak dan ditempeleng oleh Ndoro Suryo.
Namun, pengemis cilik itu tetap tertawa dan gembira. Ndoro Suryo bertanya "Mengapa kamu saya marahi malah tertawa?"
"saya tertawa karena baru kali ini ada orang, apalagi Ndoro Suryo memperhatikan saya."
Pengemis cilik itu bercerita bahwa ia seorang yatim piatu, tidak punya sanak saudara di kota sebesar ini.
Mau bekerja tidak mungkin karena umurnya belum genap sewindu, ia mengakhiri ceritanya dengan berucap "saya tidak mau mati kelaparan, lebih baik jadi pengemis dari pada mencuri."
Ndoro Suryo tersentuh hatinya dan berpikir, "Dia miskin, tetapi tidak putus asa, tidak murung dan bersedih, malah bisa tertawa dan bahagia."
 (Tugiman, Hiro; 1996)

Bagaimana dengan kehidupan mu....?


"Miskin bukan berarti  meminta, meminta bukan berarti mengancam, mengancam bukan berarti bertindak kriminal."
bagai mana kehiduapan diluar sana bagi orang yang tidak mampu kini trend meminta sudah seperti mengancam bukan pada harapan akan keiklasan dalam memberi. bagaimana anak kecil meminta terus menerus seperti memaksa, bagaimana pengamen terus bernyanyi dan memaki ketika tidak diberi, bagaimana di perempatan lampu merah pria sudah seperti wanita (waria) dengan motif diantaranya ada yang hanya ingin membuat orang takut. That's a life, That's a color of life.

"Kaya bukan berarti berada, berada bukan berarti tidak bekerja, bekerja bukan berarti tidak memberi, memberi bukan berarti punya, punya bukan berarti semena-mena."

semena-mena untuk hidup dengan atas nama kemiskinan
semena-mena untuk hidup dengan ketidak pedulian
semena-mena untuk hidup tanpa peraturan
semena-mena untuk hidup semena-mena

Kaya ....
Miskin...
tidak berarti berhak untuk semena-mena dengan mengatas namakan kemiskinan dan kekayaan

THAT'S A LIFE, THAT'S A COLOR OF LIFE"

0 komentar: