Saturday 5 November 2011

Apakah Lingkungan INNI yang Kini Kita Harapkan?

Sesering kita memejamkan mata, sesering itu pula kita tertinggal dari bermacam-macam perubahan yang terjadi di sekitar kita, dan ketika kita mencoba membuka mata kita dan melihat, kita sangat terkejut dan bertanya-tanya memang sudah sejauh inikah perubahan yang terjadi??? Mungkin kita tidak memejamkan mata, tapi apa kita melihat perubahan itu? Mungkin kita melihat tapi apa kita terlibat dalam menentukan perubahan itu, atau kita hanya menjadi penonton yang hanya bisa protes, berkomentar, tertawa, bersedih, menyeringai, mencibir, dan bertepuk tangan  melihat beragam perubahan yang terjadi???. Sebenarnya perubahan yang seperti apa? Perubahan yang bagaimana? …




Lingkungan dulu saya tumbuh tidak seperti ini…, kata-kata itu yang terlintas dalam benak saya  kini ketika melihat kehidupan di sekeliling saya. Banyak kenangan manis ketika saya tumbuh, banyaknya lapang bermain, sering banget main sama teman seumuran, n sering banget buat main lari-larian. Tapi, apa kata untuk sekarang ini. Lapangan bermain aja udah sulit didapat, ada lapangan tapi itu juga harus bayar. Belum lagi permainan dari gadget yang semakin marak, yang bikin anak-anak semakin asik sama dirinya sendiri. Apakah mungkin suatu hari nanti anak-anak ini yang asik sama permainan di gadget nya  semakin jauh dari lingkungan socialnya dan semakin tidak peka dengan lingkungan sosialnya karna terlalu asik memikirkan bagaimana menyenangkan dirinya sendiri.

Lingkungan saya kini hidup sangat berbeda dari apa yang saya bayangkan, seperti lihat di tv2 seakan kehidupan ini banyaknya yang baik-baik aja. Ce sukanya sam Co dan Co juga sukanya sama Ce, Semua orang sehat dan ketika ada yang sakit jg pastinya berakhir dengan kisah yang  sangat dramatis bgt, semua orang cakep, cantik, putih juga pinter dan ketika ada yang dibilang jelek imagenya langsung bodo, dekil dan kampungan. Semua orang itu sejahtera dan banyak duitnya senengnya jalan2, belanja, dan makan-makan. Seperti yang seringkali dikatakan sang ilusionis ternama Demian: SEMPURNA….!  

BUT, I found anything’s else from my live, n this not fiction!!!

Dibalik tirai pendidikan, orang tua dan para  ahli berdalih bahwa permainan solitary ini melatih dan merangsang anak dalam tumbuh kembangkan baik dari segi kognitif ataupun motorik? Apa ini beneran? Atau Cuma dalih supaya anak-anak gak ngerecokin dan bikin pusing orang-orang sekelilingnya tapi masih bisa  diawasi dan permainan yang aman bngt buat anak, paling parah ya keseleo ama lecet2 jempol aja. Apa bener hal INNI yang kita harapkan…..??? Apa tanggapan kita??? Semuanya berlindung di balik semak-semak PERKEMBANGAN ZAMAN…

Ternyata ada yah Co yang suka sama Co, Ce suka sama Ce, atau Ce/Co yang AC/DC. Banyak  banget temen bilang hal ini wajar dan kebanyak temen bilang  kalo itu hak mereka  dong mau suka sama siapa  aja, kita gak bisa  ikut campur urusan  mereka. Saya liha juga sekeliling saya dan semakin banyak ya ce yang dandan  kaya co dan co yang kaya ce??? Banyak yang bilang ya itu bentuk ekspresi mereka dan itu gak ada yang salah, sah sah aja gituuu… Semuanya berlindung di balik semak-semak HAK-HAK ASASI MANUSIA…

Apa yang saya temukan mungkin sama dengan apa yang lain temukan. Saya terheran-heran ketika banyak orang berkata jangan bawa-bawa agama deh, atau banyak yang bilang so alim lu benerin dulu kelakuan diri lu sendiri baru  benerin yang lain. Apa agama ini Cuma dipandang sebagai budaya, yang dipisahkan dari kehidupan sehari-hari dan diskusi. Tapi satu hal yang membuat saya lebih terheran-heran apa benar agama hanya dapat berkata  itu “dosa, dosa  dan  dosa”, dan tidak memiliki pemecahan konkrit dari fenomena yang terjadi kini. Apa saling menyalahkan, menyudutkan, dan mendiskriminasi merupakan jalan keluar terbaik yang dapat ditempuh??? Apa dengan berdiam diri dan tidak mencampuri menjadi jalan keluar  terbaik??? Apa dengan menutup mata dan tidak  ingin tahu menjadi penyelesainnya??? Tidak melihat sesuatu dari prespektif tertentu menjadikan kita bisa melihat segala sesuatu menjadi lebih luas dan menaggapi  segala sesuatu  tidak  hanya dari perspektif benar salah sehingga bisa menghasilkan suatu solusi yang solutif dan memiliki langkah pasti.  

0 komentar: