Tuesday 1 November 2011

6th APCRSHR

Konfrensi remaja se-asia pacific tahun 2011 kali ini diadakan di Universitas Gajah Mada Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Konfrensi APCRSHR merupakan konfrensi yang ke-6, dan sebelumnya “konfrensi ke-5” diadakan di Beijing yang menghasilkan suatu susunan dan disaign arah pergerakan untuk terciptanya remaja yang sehat secara reproduksi dan seksual. Sesuai dengan nama yang diusung, konfrensi ini diikuti oleh berbagai remaja se-asia pacific yang memiliki kepedulian terhadap kesehatan reproduksi, khususnya kesehatan reproduksi remaja. Youth Forum yang terdapat pada APCRSHR memberikan kesempatan untuk bertemunya berbagai komunitas remaja, NGO, komunitas donor, dan UN agency, akan tetapi yang terpenting  forum APCRSHR memberikan kesempatan remaja untuk mengorganisir suatu organisasi oleh remaja sendiri.
Demi tercapainya hak remaja akan kesehatan reproduksi dan seksual, keberagaman latar belakang dari remaja perlu diperhatikan. Penentuan latar belakang remaja yang menjadi fokus layanan, nantinya akan menentukan bagaimana remaja dari berbagai latar belakang yang berbeda dapat mengakses layanan kesehatan reproduksi baik itu berupa konsultasi maupun medis. Didasarkan pada identitas dari remaja, konfrensi kali ini akan diarahkan pada [1] memperluas variasi kebijakan dan program kesehatan reproduksi remaja [2] mengmbangkan berbagai pendekatan yang sesuai berupa model partisipasi ataupun model intervensi untuk remaja yang spesifik dan relefan dengan model pendekatan yang dikembangkan [3] mengangkat isu kesehatan reproduksi remaja yang belum terlayani [4] memfasilitasi dialog dari berbagai komunitas remaja, dan dialog antar remaja dari berbagai komunitas yang dilaksanakan, merupakan bagian dari proses pendidikan dan peningkatan jiwa kepemimpinan pada remaja.
Berdasarkan latar belakang pada konfrensi ke-5 dan terciptanya akses pelayanan kesehatan reproduksi bagi remaja dari berbagai latar belakang, maka tujuan dari adanya forum remaja pada konfrensi kesehatan reproduksi se-Asia pacific  2011 adalah :
    1. Menentukan perinsip yang akan digunakan  untuk kesehatan reproduksi remaja yang didasarkan pada perbedaan identitas.
     2.  Mengumpulkan berbagai kebutuhan dan hambatan remaja dalam pemenuhan hak-hak kesehatan reproduksi remaja dan mengembangkan program yang relefan,
    3. Untuk membuat suatu komitmen dan membangun suatu kapasitas antara stakeholders: perkumpulan masyarakat, agensi donor, dan NGO yang memiliki kepedulian terhadap hak kesehatan reproduksi dan seksual bagi remaja.
                Pertemuan pada tanggal 19 oktober 2011 merupakan pertemuan antar remaja, dimana pertemuan kali ini membahas  isu penting dalam RSHR yaitu isu mengenai compherhensive seksual education for youth, dan deversity of youth. Dari berbagai isu yang muncul, pada initinya mengapa remaja perlu memenuhi hak-hak kesehatan reproduksi???, dan mengapa remaja perlu berpartisipasi aktif dalam menanggapi berbagai isu SRCR???... keberagaman identitas remaja dan latar belakang dari remaja menjadi hal yang dicermati dan diperhatikan untuk menganalisis kebutuhan untuk pendidikan kesehatan reproduksi.

                Pertemuan tanggal 20 Oktober 2011, remaja diingatkan pada peranan yang berarti akan partisipasi remaja demi tercapainya pemenuhan hak seksual dan kesehatan reproduksi. 16 tahun yang lalu dalam International Confrence on Population Development (ICPD) berbagai negara di dunia termasuk indonesia, NGOs, dan organisasi masyarakat  berkomitmen dalam memberikan remaja akses pelayanan konseling dan informasi mengenai kesehatan reproduksi yang ramah remaja. komitmen demi komitmen di bentuk untuk membangun layanan ramah remaja baik itu berupa KIE, konseling maupun layanan remaja, namun kenyataannya masih sangat banyak remaja yang menikah diusia muda, tidak memiliki pengetahahuan akan kesehatan reproduksi, sulit untuk mengakses layanan klinik kesehatan reproduksi, mendapatkan pelecehan dan kekerasan seksual, informasi mengenai kontrasepsi, stigma dan diskriminasi dari lingkungan sosial, terkena infeksi menular seksual termasuk HIV, dan pernikahan yang dipaksakan. Kesimpulannya bahwa remaja belum mendapatkan layanan kesehatan reproduksi yang mudah diakses dan ramah remaja.
Never too young to rock
(APCSRHR: 2011)

                21 Oktober 2011, forum remaja yang membahas keterlibatan remaja perempuan dalam penetapan hak kesehatan reproduksi dan seksual. Sesi pada tanggal ini mengedepankan peranan perempuan dalam pengambilan suatu keputusan “Girl Decide”. Para aktivis remaja perempuan berbagi pengalamannya mengenai apa yang dialami oleh perempuan muda di setiap negara. Di negara indonesia yang memiliki budaya patriarki memberikan posisi yang lemah pada perempuan. Kapan perempuan memutuskan untuk menikah?, kapan perempuan memutuskan untuk memiliki anak?, dan sebenarnya perempuan memiliki hak untuk berpendapat dan mengambilk keputusan yang terbaik bagi dirinya.
Young People have access to quality reproductive health information & services.
(UNFPA: 2011)

                22 Oktober 2011, merupakan kesimpulan mengenai pendidikan kesehatan reproduksi remaja yang komprehensif dan pendidikan ini merupakan pendidikan yang didasarkan pada pemenuhan hak-hak kesehatan reproduksi remaja dan keterlibatan remaja dalam mengembangkan pendidikan kesehatan reproduksi yang komperhensif. Hak-hak tersebut antara lain: Hak kesetaraan, hak untuk berpartisipasi, hak untuk hidup, hak untuk merdeka dan hak akan keamanan  secara utuh, hak privasi, hak berfikir bebas, berpendapat, berekpresi, dan berserikat, hak untuk meperoleh kesehatan, Hak untuk memperoleh pedidikan dan informasi, hak untuk menetapkan dan merencakanakan pernikahan, hak untuk bertanggung jawab dan memperoleh ganti rugi. Hal tersebut tercermin melalui; terdapatnya layanan yang remah remaja, adanya dukungan sistem, dan terdapatnya dukungan yang positif, tidak diskriminatif, dan tidak menempatkan remaja pada posisi sebagai individu yang bermasalah akan tetapi menempatkan remaja pada posisi individu yang memiliki potensi untuk dikembangkan.
                Partisipasi remaja dalam pemenuhan hak-hak reproduksi sangatlah penting, karna dengan adanya partisipasi dari remaja, dapat memberikan posisi yang penting pada remaja dalam menentukan berbagai isu yang paling mempengaruhi kehidupan remaja. selain itu, remaja tidak hanya berhak mendapatkan berbagai informasi dan layanan kesehatan reproduksi demi terpenuhinya hak kesehatan reproduksinya, tetapi remaja  juga perlu dilibatkan dalam mengmbil suatu keputusan mengenai apa yang terbaik bagi dirinya sendiri.
APCSRHR akan terasa hambar apabila tidak disertai dengan lahirnya suatu deklarasi dari remaja mengenai  isu SRHR. Keterlibatan remaja dalam penyusunan draft deklarasi merupakan upaya aksi remaja secara langsung, dan deklarasi yang disusun pada APCRSHR  merupakan arah yang akan menentukan aksi-aksi remaja yang nyata dalam menyikapi berbagai isu mengenai kesehatan reproduksi.
Be Health and Responsible Youth
(Mitra Citra Remaja – PKBI JABAR : 2011)

0 komentar: